Kontemplasi Selepas Isya

Masih sulit kau memahami bibir yang bicara dan berubahnya roman muka,
pandang mataku saat bicara lihat pipiku akan kau lihat ribuan jejakmu,
jika enggan untuk bicara diam akan katakan lebih dari maksudnya,
tentu kau tahu api sulit padam jika membara.

Besarnya ombak tergantung dari angin yang mendera
Sulit memahami manusia
Mengungkap kesedihan dengan tangis
Mengungkap kebahagiaan dengan tawa

Tetapi keduanya meneteskan air mata
Tak perlu merasa terancam
Aku hanya sedang menawarkan cinta

Aku hanya bercermin padamu
Apa engkau takut pada kata-kata yang terganti tajamnya goresan pena
Jangan mengiba seperti tanah gersang memandang langit
Jangan takut tajamnya pena tak mengiris urat nadi

Yang jauh dari cinta membeku seperti salju dan yang terlalu dekat dengan cinta akan menangis seperti awan yang menurunkan hujan.
Api menghangatkan tapi jangan terlalu dekat luka bakar selalu terasa menyakitkan.
Menurutku cinta adalah jawaban akhir dari segalanya

Penantian bukan vonis mati bagi terdakwa, bagiku seperti kebangkitan setelah mati.
Awal cerita barulah dimulai setelah kejadian demi kejadian.
Aku masih bersikeras, ombak akan membawa batok kelapa ke daratan.

Bila masih sulit untuk percaya, basuhlah muka, hiruplah napas dalam, 
dan pejamkan mata,
Sunyi akan menemukanmu dengan kedamaian sejati

Kamar Sunyi, 29-06-2012 19.25


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, kritik, saran, caci maki juga boleh :)

INSTAGRAM FEED

@tofifoto