Puisi Perjalanan

Dalam Pesawat Juanda - Selaparang
Kulihat kelebat bayangmu 
Di antara kotak-kotak kaca jendela
Diiringi irama lirih dari kalbuku

Bayangan itu terlihat
mengikutiku sejak dari kota bunga
Sepertinya dibawanya 
Ke negeri yang kukenali sejak hari Alastu
Lalu kuresapi suara panggilanmu 

Di antara udara yang meleleh
Dan keringat mengucur
Di tengah-tengahnya do’a kecemasan yang mengalun
Tapi segera dipotong badai suara
Hingga aku hanya mengerang

Di kursi lain sepasang remaja
Saling memanjakan kekasih
Sedang aku hanya bertemankan secarik kertas
dan pena yang mulai kehabisan tinta
dan pikiran menerawang wujudmu

Lalu....
Isyarat-isyaratmu melesat ke Bandara akhir... Selaparang

Aku merasa seolah tanganmu memanjang
Mengetuki setiap jendela dan gumpalan awan
Karena ku tak sanggup lagi menatap kegetiranku
Di sela binar riak matamu

Bulan Ramadhan 2004
(11.15 WITENG, Gelisah.. Sinar "Cahyanya" kembali hadir)
Lion Air...Pesawat yang menghantarku ke kampung halaman...
Siang, Panas, Penat serta diantara lirikan mata seorang wanita muda yang tak kupahami maksudnya...dan suara sumbang Pramugari yang genit yang menginformasikan pesawat akan segera mendarat (dgn selamat; harapku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, kritik, saran, caci maki juga boleh :)

INSTAGRAM FEED

@tofifoto