Impian Yang Menjadi Mimpi



Sore itu di sebuah pantai pinggiran kota Bima....

Seorang anak kecil yang lucu terlihat berlarian di pinggir pantai, dia terlihat riang sekali. Anak kecil yang lucu dan usianya tidak lebih dari 5 tahun. Kakinya menyentuh batas antara pasir dan air laut yang terlihat tenang membelai pasir-pasir di ujung pantai. Sesekali di tertawa lepas dan berloncatan....

"Fasta....", terdengar panggilan dari seorang perempuan yang usianya belum genap 30, seorang perempuan yang nampak manis, dengan mata yang sangat indah.

"Iya Bunda", Fasta menjawab panggilan dari perempuan tersebut. Ternyata perempuan tersebut adalah ibu dari anak kecil yang tadi dipanggil dengan nama Fasta.

"Maem dulu sayang" sahut perempuan tersebut.

Fasta berlarian kearah perempuan tersebut, dengan berlarian kecil, lalu ia mengambil tempat di sebelah seorang pria yang sedang duduk di sebuah tikar yang dihadapannya terlihat makanan rantangan yang dipersiapkan oleh sang bunda.

"Ayah, nanti kita mandi yah", Fasta melontarkan pertanyaan tersebut dengan nada yang sedikit memohon dan sedikit cemas, khawatir sang ayah tidak memperbolehkan ajakannya.

Pria tersebut tersenyum lalu menarik sang anak ke dalam pelukannya dan berkata, "Iya sayang, nanti kita mandi," kemudian melanjutkan pertanyaan kepada sang isteri, "Bunda nggak ikut mandi?". 
Perempuan tersebut menjawab, "Ayah sama Fasta aja yah, bunda enggak bawa salinan".

Mereka lalu menyantap makanan yang sudah dihidangkan tersebut. Sebuah keluarga kecil yang bahagia nampaknya. Terlihat sesekali sang bunda membersihkan makanan yang blepotan di sekitar mulut Fasta, dan sang ayah terlihat memandang isterinya dengan sorot mata yang lembut dan penuh kasih sayang.

Sampai saat hari terlihat semakin sore, keluarga kecil tersebut terlihat bahagia dan nampak menikmati acara liburan penuh kesederhanaan mereka. Sang ayah menemani Fasta yang nampak senang karena akhirnya bisa mandi di laut dengan sang ayah, sementara dari pinggir pantai sang bunda mengawasi suami dan anaknya dengan cemas, karena sesekali sang ayah menggoda Fasta dengan melepaskan pelukannya sehingga Fasta dan sang bunda teriak-teriak ketakutan.

Tiba-tiba......

Datanglah segerombolan preman yang terkenal bengis di kota tersebut dalam keadaan mabuk. Mereka tanpa berkata apa-apa lalu menarik sang bunda dengan sangat kasar dan memaksa masuk ke dalam sebuah mobil yang diparkir tidak jauh dari lokasi tersebut, sang bunda berteriak dan meronta minta dilepaskan.

Sang ayah yang masih di dalam air menyaksikan kejadian tersebut tersontak, kemudian sambil menggendong Fasta dia berlari menuju tempat dimana isterinya berada. sementara Fasta menangis menyaksikan sang bunda diperlakukan dengan kasar oleh segerombolan preman tersebut, dan sesekali berteriak memanggil bundanya.
Beberapa saat setelah tiba di pinggir pantai, beberapa orang preman menghadang sang ayah lalu melepaskan beberapa pukulan yang membuat sang ayah melepaskan pelukannya terhadap sang anak. Fasta terjatuh di pasir lalu bangun dan mengejar ke arah sang bunda yang sudah tak berdaya di dalam mobil karena disekap oleh beberapa preman lainnya.

Sementara sang ayah dengan tubuh yang berperawakan kurus mencoba melawan beberapa orang preman yang menghadangnnya tadi, namun kalah jumlah akhirnya sang ayah terkapar setelah menerima beberapa pukulan dan tendangan dari beberapa preman yang menghadang tersebut.

Kemudian dengan mata nanar, pandangan yang semakin kabur dan gelap, ia menyaksikan sang isteri dan anaknya dibawa kabur oleh segerombolan preman tadi, dia tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali setelah menerima beberapa hantaman di ulu hatinya tadi. Air mata nampak keluar dari matanya yang semakin lama semakin sayu, ia hanya bisa mengerang. 
Beberapa saat kemudian tiba-tiba sang ayah terkapar lemas di ujung pantai, tidak ada yang tahu ia pingsan, koma atau bahkan sudah meninggal.

Dan..........

Jam weker berbunyi dengan keras di subuh yang masih buta, membangunkanku untuk sholat subuh. Aku tertegun, mimpi yang benar-benar sangat terasa seperti sebuah kenyataan, bentuk keluarga kecil yang merupakan "mimpi" yang benar-benar menjadi "impianku" selama ini.

Ya Allah, hanya kepada-MU kami menyerahkan segala urusan hidup kami, semua kami pasrahkan kepada-MU, engkaulah yang maha menhetahui dan mengatur hidup kami.

“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu“ (QS. Al-Hadid :3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, kritik, saran, caci maki juga boleh :)

INSTAGRAM FEED

@tofifoto