Perempuan itu Malaikatku (Sajak Untuk Umi)

Jika engkau terbaring dalam sakit
Apa yang mesti dikatakan
Pada sepasang mata bening yang mengerjap menyebut kau, “Umi!”

Aku hanya seorang lelaki berkarib pada batu
Tapi surga lebih mendekat pada ujung jemari wanita yang mengerti dirinya siapa
Dari situ tangga-tangga menjulang
menyusun bahasa kasih-sayang
Sampai si bocah tak tersesat jalan pulang

Begini tak lagi ada yang menerbangkan merpati putih
Tinggal kepak sayap yang menggema ke ruang mimpi
Ayat alam yang terbentang itu butuh jembatan, yakni hatimu
Yang melesatkan anak kau dan aku
Sampai rumah dirinya sendiri
Sebelum senja menyusutkan kau dan aku
Dan para lelaki sepertiku cumalah bangsa batu
Dan perlu bahasa wanita
Sampai tak tersesat di sebuah taman yang bernama dunia

Tapi jika kau terbaring dalam sakit
apa aku juga si bocah bisa mencabut belati
Yang menancap di daging puisi? 
dari ada-mu aku mengerti ciptaan,
Tuhan dan diri siapa dan juga untuk kekasih


Kamar Sunyi GSF.243
Ketika aku lupa akan hari dan tanggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, kritik, saran, caci maki juga boleh :)

INSTAGRAM FEED

@tofifoto